Senin, 28 Maret 2011

Bahaya Pornografi.

Kalau anda sedang kesusahan mengerjakan suatu soal matematika saat ujian, dateng telat, belom makan, eh pas datang ternyata soalnya susah banget… anda pasrah…. lunglai…. merasa bakal jeblok nilanya…. gara-gara tidak ada satupun soal yang bisa anda kerjakan…
Lagi frustasi frustasinya, tiba -tiba ketemu cara ngerjain soalnya,…..
YES !!!!!! I Got IT !!!!! Alhamdullillah !
Bagaimana perasaanya ???? Senang yang bukan main bukan ???!!!! Serasa puas campur bahagia !
Sepertu itulah efek hormon dopamine kalau lagi bekerja. Menimbulkan SENSASI Puas, senang , bahagia di dalam dada.
Eits… tunggu dulu…,
Efek dopamine ternyata menimbulkan peningkatan kebutuhan level.
Maksudnya gini… kalau kemaren anda puas dan loncat loncat kegirangan gara – gara mengerjakan soal anak TK, apakah saat besoknya anda mengerjakan soal yang sama anda merasa puas dan loncat loncat yang sama dengan yang anda lakukan kemaren ???
Tentu tidak ! Anda pasti butuh untuk bisa mengerjakan soal anak SD, baru loncat – loncat kegirangan lagi. Betul gak ???
Seperti itulah efek dari bekerjanya si dopamine.
NAHHHHH ! pornografi itu membuat si dopamine bekerja terus menerus ! sayangnya penyebab dia bekerja adalah karena pornografi !
Ilustrasi :
1. Pertama kali si Nyoman akan berteriak ” oh my god gambar apa sih tuh ! ” ( sambil tutup mata tapi agak direnggangin jarinya buat ngintip )
2. eh kemaren gambar apa sih … ? mengunjungi lagi situs yang menampilkan gambar perempuan memakai bikini tersebut. Dilihat terus….,
3. Besok – besoknya si Nyoman harus melihat perempuan bertelanjang dada agar bisa merasakan sensasi yang ” wuooowwww “
4. Besoknya tentu harus melihat yang lebih parah dari melihat perempuan bertelanjang dada. Bisa yang cuma pakai kancut doank atau langsung bugil.
Begitu seterusnya… dari melihat cewe bugil, melakukan seks, ….. lebih parah…, terus dan terus…,
Harus lebih parah atau minimalnya beda gambar, agar merasakan sensasi ” wuooowwww “.
Bisa dibayangkan kan , setelah puas melihat gambar – gambar yang terparah sekalipun…apa yang harus dilakukan agar merasakan sensasi ” wuooowwww ” ???
Nonton videonya beneran donk ! Lalu seterus dan seterusnya ? Melakukan seks beneran donk  ! Bener banget !
Waktu melakukan seks juga begitu…. karena dari awalnya dilandaskan si dopamine tadi, maka akan beda dengan seks yang dilakukan orang normal yang biasa.
Dia selalu butuh teknik seks yang baru, baru dan baru, kalau perlu yang gak normal dan aneh.
Makanya kalau para pelaku seks yang melakukan seks gara – gara pertamanya dia terpincut pornografi, akan butuh gaya yang baru dan menuju ke arah penyimpangan seksual.
Sampai jadi nyoba incest ( berhubungan dengan saudara sendiri ), berhubungan seks dengan binatang, pemerkosaan, penyiksaan dalam seks.
Hanya karena butuh utuk merasakan sensasi ” wuooowwww ” tersebut.
Mereka tahu itu salah, tapi tetap melakukannya.
Mereka tahu itu salah, tapi tidak bisa melawannya.
Itulah parahnya hormon dopamine yang dibikin bekerja secara terus menerus oleh pornografi !

tips meredam sakit hati ( akibat putus cinta )

images.jpg Sedih mungkin jika kita putus cinta,,, rasanya pasti dongkol,kesal n kyknya marah bgt!!!!! namun butuh waktu lebih lama untuk menghilangkan sakit hati yg kita rasakan. mmm ada qo cara untuk menghilangkan sakit hati kamu..
  1. Terima saja keaadan ini, dan tak usah berusaha memenangi pertarungan cinta ini. slowly but sure, lupakan dia….
  2. Jangan pernah kembali kepada orang yang pernah berkhianat. penyakit ini biasanya akan kambuh berulang xxxxx
  3. bersenang2lah dengan sahabat selain untuk melupakan sosoknya, juga untuk mencari pendapat orang lain soal masalah percintaan yang tengah dihadapi
  4. Merenunglah sejenak, dan kumpulkan lagi semangat baru. ingatlah , dunia tak selebar daun kelor …
  5. Jangan pernah mencoba, bahkan berpikir untuk menemuinya. anda hanya akan mempermalukan diri sendiri.
  6. Buang Barang2 pemberiannya. biar kamu tidak teringat terus kepadanya.
  7. Jangan pernah juga mengizinkannya menemuimu, ingatlah, semuanya sudah berakhir
  8. Lakukan hal apa saja yang bisa membuat kamu lupa padanya.
  9. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas bubarnya hubungan kamu. kalau dia meninggalkan kamu itu sudah menjadi keputusannya.
  10. Jangan percaya kata2nya kalau dia dan kamu akan berteman baik setelah kalian bubar… hubungan itu tidak akan pernah berhasil.
Jadi tak ada gunanya meratapi pengkhianat Cinta……….. ayo semangat….Life goes on
Hidup berjalan terus….
Bye…bye… Saki Hati

Sabtu, 26 Maret 2011

Haramnya Nikah ala Siti Nurbaya


Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تُنْكَحُ الْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلَا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ إِذْنُهَا قَالَ أَنْ تَسْكُتَ
“Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?” Beliau menjawab, “Dengan ia diam.” (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 1419)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الثَّيِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا وَالْبِكْرُ يَسْتَأْذِنُهَا أَبُوهَا فِي نَفْسِهَا وَإِذْنُهَا صُمَاتُهَا
“Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan perawan maka ayahnya harus meminta persetujuan dari dirinya. Dan persetujuannya adalah diamnya.” (HR. Muslim no. 1421)
Dari Khansa’ binti Khidzam Al-Anshariyah radhiallahu anha:
أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ ثَيِّبٌ فَكَرِهَتْ ذَلِكَ فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ نِكَاحَهَا
“Bahwa ayahnya pernah menikahkan dia -ketika itu dia janda- dengan laki-laki yang tidak disukainya. Maka dia datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (untuk mengadu) maka Nabi shallallahu alaihi wasallam membatalkan pernikahannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5138)
Al-Bukhari memberikan judul bab terhadap hadits ini, “Bab: Jika seorang lelaki menikahkan putrinya sementara dia tidak senang, maka nikahnya tertolak (tidak syah).”
Penjelasan ringkas:
Di antara kemuliaan yang Allah Ta’ala berikan kepada kaum wanita setelah datang Islam adalah bahwa mereka mempunyai hak penuh dalam menerima atau menolak suatu lamaran atau pernikahan, yang mana hak ini dulunya tidak dimiliki oleh kaum wanita di zaman jahiliah. Karenanya tidak boleh bagi wali wanita manapun untuk memaksa wanita yang dia walikan untuk menikahi lelaki yang wanita itu tidak senangi. Karena menikahkan dia dengan lelaki yang tidak dia senangi berarti menimpakan kepadanya kemudharatan baik mudharat duniawiah maupun mudharat diniah (keagamaan). Dan sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam telah membatalkan pernikahan yang dipaksakan dan pembatalan ini menunjukkan tidak syahnya, karena di antara syarat syahnya pernikahan adalah adanya keridhaan dari kedua calon mempelai.
Akan tetapi larangan memaksa ini bukan berarti si wali tidak punya andil sama sekali dalam pemilihan calon suami wanita yang dia walikan. Karena bagaimanapun juga si wali biasanya lebih pengalaman dan lebih dewasa daripada wanita tersebut. Karenanya si wali disyariatkan untuk menyarankan saran-saran yang baik lalu meminta pendapat dan izin dari wanita yang bersangkutan sebelum menikahkannya. Tanda izin dari wanita yang sudah janda adalah dengan dia mengucapkannya, sementara tanda izin dari wanita yang masih perawan cukup dengan diamnya dia, karena biasanya perawan malu untuk mengungkapkan keinginannya.

Sumber,  al-atsariyyah

Hukum Onani

Tanya:
Apa hkm onani bg bujang/blm mampu menikah utk melampiaskan nafsu sahwat.


Jawab:
Berikut jawaban dari tiga ulama besar di zaman ini:
1. Fatwa Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan -hafizhahullah-
Tanya : “Saya seorang pelajar muslim (selama ini) saya terjerat oleh kabiasaan onani/masturbasi. Saya diombang-ambingkan oleh dorongan hawa nafsu sampai berlebih-lebihan melakukannya. Akibatnya saya meninggalkan shalat dalam waktu yang lama. Saat ini, saya berusaha sekuat tenaga (untuk menghentikannya). Hanya saja, saya seringkali gagal.
Terkadang setelah melakukan shalat witir di malam hari, pada saat tidur saya melakukannya. Apakah shalat yang saya kerjakan itu diterima ? Haruskah saya mengqadha shalat ? Lantas, apa hukum onani ? Perlu diketahui, saya melakukan onani biasanya setelah menonton televisi atau video.”
Jawab :
Onani/Masturbasi hukumnya haram dikarenakan merupakan istimta’ (meraih kesenangan/ kenikmatan) dengan cara yang tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala halalkan. Allah tidak membolehkan istimta’ dan penyaluran kenikmatan seksual kecuali pada istri atau budak wanita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” [QS. Al-Mu`minun: 5 - 6]
Jadi, istimta’ apapun yang dilakukan bukan pada istri atau budak perempuan, maka tergolong bentuk kezaliman yang haram. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi petunjuk kepada para pemuda agar menikah untuk menghilangkan keliaran dan pengaruh negative syahwat.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi tameng baginya”. (HR. Al-Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kita petunjuk mematahkan (godaan) syahwat dan menjauhkan diri dari bahayanya dengan dua cara : berpuasa untuk yang tidak mampu menikah, dan menikah untuk yang mampu. Petunjuk beliau ini menunjukkan bahwa tidak ada cara ketiga yang para pemuda diperbolehkan menggunakannya untuk menghilangkan (godaan) syahwat. Dengan begitu, maka onani/masturbasi haram hukumnya sehingga tidak boleh dilakukan dalam kondisi apapun menurut jumhur ulama.
Wajib bagi anda untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak mengulangi kembali perbuatan seperti itu. Begitu pula, anda harus menjauhi hal-hal yang dapat mengobarkan syahwat anda, sebagaimana yang anda sebutkan bahwa anda menonton televisi dan video serta melihat acara-acara yang membangkitkan syahwat. Wajib bagi anda menjauhi acara-acara itu. Jangan memutar video atau televisi yang menampilkan acara-acara yang membangkitkan syahwat karena semua itu termasuk sebab-sebab yang mendatangkan keburukan.
Seorang muslim seyogyanya (selalu) menutup pintu-pintu keburukan untuk dirinya dan membuka pintu-pintu kebaikan. Segala sesuatu yang mendatangkan keburukan dan fitnah pada diri anda, hendaknya anda jauhi. Di antara sarana fitnah yang terbesar adalah film dan drama seri yang menampilkan perempuan-perempuan penggoda dan adegan-adegan yang membakar syahwat. Jadi anda wajib menjauhi semua itu dan memutus jalannya kepada anda.
Adapun tentang mengulangi shalat witir atau nafilah, itu tidak wajib bagi anda. Perbuatan dosa yang anda lakukan itu tidak membatalkan witir yang telah anda kerjakan. Jika anda mengerjakan shalat witir atau nafilah atau tahajjud, kemudian setelah itu anda melakukan onani, maka onani itulah yang diharamkan –anda berdosa karena melakukannya-, sedangkan ibadah yang anda kerjakan tidaklah batal karenanya. Hal itu karena suatu ibadah jika ditunaikan dengan tata cara yang sesuai syari’at, maka tidak akan batal/gugur kecuali oleh syirik atau murtad –kita berlindung kepada Allah dari keduanya-. Adapun dosa-dosa selain keduanya, maka tidak membatalkan amal shalih yang terlah dikerjakan, namun pelakunya tetap berdosa. [Al-Muntaqa min Fatawa Fadhilah Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan IV 273-274]
2. Fatwa Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin -rahimahullah-
Tanya :
“Apa hukum melakukan kebiasaan tersembunyi (onani) ?”
Jawab:
“Melakukan kebiasaan tersembunyi (onani), yaitu mengeluarkan mani dengan tangan atau lainnya hukumnya adalah haram berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah serta penelitian yang benar.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan, “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” [QS. Al-Mu'minun: 5 - 7]
Siapa saja mengikuti dorongan syahwatnya bukan pada istrinya atau budaknya, maka ia telah “mencari yang di balik itu”, dan berarti ia melanggar batas berdasarkan ayat di atas.
Rasulllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mempunyai kemampuan hendaklah segera menikah, karena nikah itu lebih menundukkan mata dan lebih menjaga kehormatan diri. Dan barangsiapa yang belum mampu hendaknya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya.” (HR. Al-Bukhari: 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud]
Pada hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang tidak mampu menikah agar berpuasa. Kalau sekiranya melakukan onani itu boleh, tentu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkannya. Oleh karena beliau tidak menganjurkannya, padahal mudah dilakukan, maka secara pasti dapat diketahui bahwa melakukan onani itu tidak boleh.
Penelitian yang benar pun telah membuktikan banyak bahaya yang timbul akibat kebiasaan tersembunyi itu, sebagaimana telah dijelaskan oleh para dokter. Ada bahayanya yang kembali kepada tubuh dan kepada system reproduksi, kepada fikiran dan juga kepada sikap. Bahkan dapat menghambat pernikahan yang sesungguhnya. Sebab apabila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan biologisnya dengan cara seperti itu, maka boleh jadi ia tidak menghiraukan pernikahan.
[As ilah muhimmah ajaba ‘alaiha Ibnu Utsaimin, hal. 9, disalin dari buku Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram]
3. Fatwa Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah-
Tanya:
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : “Ada seseorang yang berkata ; Apabila seorang lelaki perjaka melakukan onani, apakah hal itu bisa disebut zina dan apa hukumnya ?”
Jawab:
Ini yang disebut oleh sebagian orang “kebiasaan tersembunyi” dan disebut pula “jildu ‘umairah” dan ‘‘istimna” (onani). Jumhur ulama mengharamkannya, dan inilah yang benar, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menyebutkan orang-orang Mu’min dan sifat-sifatnya, “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Mu’minun: 5 – 7]
Orang yang melampuai batas artinya orang yang zhalim yang melanggar aturan-aturan Allah.
Di dalam ayat di atas Allah memberitakan bahwa barangsiapa yang tidak bersetubuh dengan istrinya dan melakukan onani, maka berarti ia telah melampaui batas ; dan tidak syak lagi bahwa onani itu melanggar batasan Allah.
Maka dari itu, para ulama mengambil kesimpulan dari ayat di atas, bahwa kebiasaan tersembunyi (onani) itu haram hukumnya. Kebiasaan rahasia itu adalah mengeluarkan sperma dengan tangan di saat syahwat bergejolak. Perbuatan ini tidak boleh ia lakukan, karena mengandung banyak bahaya sebagaimana dijelaskan oleh para dokter kesehatan.
Bahkan ada sebagian ulama yang menulis kitab tentang masalah ini, di dalamnya dikumpulkan bahaya-bahaya kebiasan buruk tersebut. Kewajiban anda, wahai penanya, adalah mewaspadainya dan menjauhi kebiasaan buruk itu, karena sangat banyak mengandung bahaya yang sudah tidak diragukan lagi, dan juga betentangan dengan makna yang gamblang dari ayat Al-Qur’an dan menyalahi apa yang dihalalkan oleh Allah bagi hamba-hambaNya.
Maka ia wajib segera meninggalkan dan mewaspadainya. Dan bagi siapa saja yang dorongan syahwatnya terasa makin dahsyat dan merasa khawatir terhadap dirinya (perbuatan yang tercela) hendaknya segera menikah, dan jika belum mampu hendaknya berpuasa, sebagaimana arahan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mempunyai kemampuan hendaklah segera menikah, karena nikah itu lebih menundukkan mata dan lebih menjaga kehormatan diri. Dan barangsiapa yang belum mampu hendakanya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya.”
Di dalam hadits ini beliau tidak mengatakan : “Barangsiapa yang belum mampu, maka lakukanlah onani, atau hendaklah ia mengeluarkan spermanya”, akan tetapi beliau mengatakan : “Dan barangsiapa yang belum mampu hendaknya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya”
Pada hadits tadi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dua hal, yaitu :
Pertama: Segera menikah bagi yang mampu.
Kedua: Meredam nafsu syahwat dengan melakukan puasa bagi orang yang belum mampu menikah, sebab puasa itu dapat melemahkan godaan dan bisikan syetan.
Maka hendaklah anda, wahai pemuda, beretika dengan etika agama dan bersungguh-sungguh di dalam berupaya memelihara kehormatan diri anda dengan nikah syar’i sekalipun harus dengan berhutang atau meminjam dana. Insya Allah, Dia akan memberimu kecukupan untuk melunasinya.
Menikah itu merupakan amal shalih dan orang yang menikah pasti mendapat pertolongan, sebagaimana Rasulullah tegaskan di dalam haditsnya, “Ada tiga orang yang pasti (berhak) mendapat pertolongan Allah Azza wa Jalla : Al-Mukatab (budak yang berupaya memerdekakan diri) yang hendak menunaikan tebusan darinya. Lelaki yang menikah karena ingin menjaga kesucian dan kehormatan dirinya, dan mujahid (pejuang) di jalan Allah.” (HR. At-Tirmizi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
(Dikutip dari terjemah Fatawa Syaikh Bin Baz, dimuat dalam Majalah Al-Buhuts, edisi 26 hal 129-130, disalin dari Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram)
Sumber: Salafy.or.id offline Judul: Fatwa ulama seputar onani atau masturbasi dengan sedikit perubahan

Haramnya Kesombongan

Allah Ta’ala berfirman:
قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“Dikatakan (kepada mereka), “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, dalam keadaan kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar: 72)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi kesombongan.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya bagaimana jika seseorang menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91)
Haritsah bin Wahab radhiallahu anhu berkata: Saya pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah aku beritahukan kepada kalian siapa penghuni neraka?” Mereka menjawab, “Mau.” Beliau bersabda, “Setiap orang yang kasar, congkak dalam berjalan, dan sombong.” (HR. Al-Bukhari no. 9417 dan Muslim no. 2853)
Dari Abu Said Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiallahu anhuma keduanya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْعِزُّ إِزَارُهُ وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَاؤُهُ فَمَنْ يُنَازِعُنِي عَذَّبْتُهُ
“Kemuliaan adalah sarung-Nya dan kesombongan adalah selendang-Nya. (Allah berfirman:) Barangsiapa yang menyaiki-Ku (pada kedua sifat ini) maka Aku akan mengazabnya.” (HR. Muslim no. 2620)
Penjelasan ringkas:
Sifat sombong dan takabbur merupakan salah satu di antara sifat-sifat Allah yang hanya boleh dimiliki oleh Allah. Karenanya tidak ada seorang makhlukpun yang boleh bersifat dengannya. Karena siapa saja yang mencoba untuk bersifat dengannya maka Allah Ta’ala akan menyiksanya karena telah menyaingi-Nya dalam sifat yang khusus miliknya, sebagaimana Allah akan menyiksa orang yang menyaingi-Nya dalam ibadah yang merupakan hak khusus milik Allah. Dan sungguh Allah telah menjatuhkan ancamannya ini kepada makhluk pertama yang mencontohkan kesombongan yaitu Iblis. Hal itu terjadi tatkala dia enggan untuk melaksanakan perintah Allah berupa sujud kepada Adam alaihissalam. Semua itu karena sifat sombong dan congkak yang dia miliki dengan merasa lebih baik daripada Nabi Adam alaihissalam. Karenanya wajar jika Ibnu Al-Qayyim rahimahullah menyatakan bahwa sifat sombong merupakan salah satu dari rukun-rukun kekafiran. Hal itu karena kesombongan mengantarkan seseorang untuk menolak kebenaran dan memandang rendah orang lain, sebagaimana Iblis menolak perintah Allah yang merupakan kebenaran dan memandang rendah Nabi Adam alaihissalam yang sebenarnya lebih utama daripada dirinya. Dan sungguh karena sifat sombong inilah Iblis menjadi kafir dan diusir dari langit.
Maka siapa saja yang mempunyai sifat sombong di dalam hatinya walaupun sekecil biji sawi maka dia telah menyamai Iblis dalam hal ini. Dan tatkala Iblis diusir dari surga akibat kesombongannya, maka Allah juga mengharamkan surga dari manusia yang masih mempunyai sifat sombong di dalam hatinya walaupun sekecil biji sawi. Dan itu berarti tempat kembalinya di akhirat adalah neraka Jahannam yang penuh dengan siksaan dari Allah Ta’ala, wal ‘iyadzu billah.
Faidah tambahan yang bisa dipetik dari hadits Ibnu Mas’ud di atas adalah bahwa berhias dan menjaga kebersihan diri bukanlah bentuk kesombongan, karena hal itu dianjurkan oleh Allah Ta’ala.

Hukum Oral Sex


Tanya:
Assallamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Apakah hukumnya jika suami atau istri terminum sperma salah satunya?

Jawab:
Kalau memang hal itu terjadi secara tidak disengaja, maka insya Allah tidak mengapa. “Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menghukum kami karena kami lupa atau tersalah (tidak sengaja).”
Kalau hal itu disengaja dan terjadinya melalui oral sex (istri menghisap penis suaminya), maka berikut jawabannya yang kami kutip dari http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=276.
Apa hukum oral seks?
Jawab:
Mufti Saudi Arabia bagian Selatan, Asy-Syaikh Al`Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi hafizhohullah menjawab sebagai berikut,
“Adapun isapan istri terhadap kemaluan suaminya (oral sex), maka ini adalah haram, tidak dibolehkan. Karena ia (kemaluan suami) dapat memencar. Kalau memencar maka akan keluar darinya air madzy yang dia najis menurut kesepakatan (ulama’). Apabila (air madzy itu) masuk ke dalam mulutnya lalu ke perutnya maka boleh jadi akan menyebabkan penyakit baginya.
Dan Syaikh Ibnu Baz rahimahullah telah berfatwa tentang haramnya hal tersebut –sebagaimana yang saya dengarkan langsung dari beliau-.”
Dan dalam kitab Masa`il Nisa’iyyah Mukhtarah Min Al-`Allamah Al-Albany karya Ummu Ayyub Nurah bintu Hasan Ghawi hal. 197 (cet. Majalisul Huda AI¬Jaza’ir), Muhadits dan Mujaddid zaman ini, Asy-Syaikh AI-`Allamah Muhammad Nashiruddin AI-Albany rahimahullah ditanya sebagai berikut:
“Apakah boleh seorang perempuan mencumbu batang kemaluan (penis) suaminya dengan mulutnya, dan seorang lelaki sebaliknya?”
Beliau menjawab:
“Ini adalah perbuatan sebagian binatang, seperti anjing. Dan kita punya dasar umum bahwa dalam banyak hadits, Ar-Rasul melarang untuk tasyabbuh (menyerupai) hewan-hewan, seperti larangan beliau turun (sujud) seperti turunnya onta, dan menoleh seperti
tolehan srigala dan mematuk seperti patukan burung gagak. Dan telah dimaklumi pula bahwa nabi Shallallahu `alahi wa sallam telah melarang untuk tasyabbuh dengan orang kafir, maka diambil juga dari makna larangan tersebut pelarangan tasyabbuh dengan hewan-hewan -sebagai penguat yang telah lalu-, apalagi hewan yang telah dlketahui kejelekan tabiatnya. Maka seharusnya seorang muslim –dan keadaannya seperti ini- merasa tinggi untuk menyerupai hewan-hewan.”
Dan salah seorang ulama besar kota Madinah, Asy-Syaikh AI-`Allamah `Ubaid bin ‘Abdillah bin Sulaiman AI-Jabiry hafizhahullah dalam sebuah rekaman, beliau ditanya sebagai berikut,
“Apa hukum oral seks’?” Beliau menjawab:
“Ini adalah haram, karena is termasuk tasyabbuh dengan hewan-hewan. Namun banyak di kalangan kaum muslimin yang tertimpa oleh perkara-perkara yang rendah lagi ganjil menurut syari’at, akal dan fitrah seperti ini. Hal tersebut karena ia menghabiskan waktunya untuk mengikuti rangkaian film-film porno melalui video atau televisi yang rusak. Seorang lelaki muslim berkewajiban untuk menghormati istrinya dan jangan ia berhubungan dengannya kecuali sesuai dengan perintah Allah. Kalau ia berhubungan dengannya selain dari tempat yang Allah halalkan baginya maka tergolong melampaui batas dan bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alahi wa sallam.”
Dikutip dari majalah An-Nashihah Volume 10 1427H/2006M

7 kesalahan menilai diri sendiri

Merasa sebagai orang yang gak spesial, ato merasa menjadi orang yang gak penting n biasa-biasa aja??. Ternyata perasaan kaya gitu tuh wajar banget, yang gak wajar kalo akhirnya dengan perasaan tu kita jadikan sumber identitas kita untuk nggak pede ama orang lain. Banyak lho yang kemudian terjebak dengan kesialan ato kebukan siapa-siapanya menjadi orang yang introvert dan pesimis memandang kehidupan. Tapi banyak juga tokoh yang awalnya dianggap bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tau-tau menjadi sangat dihargai dan dikenang sepanjang masa.
Tau gak, kita semua adalah manusia spesial. Mari kita tengok beberapa kesalahan kita memahami diri sendiri, di bawah ini ada 7 (tujuh) kesalahan yang harus segera dirubah:
1. Menganggap bahwa kehidupan tetap berjalan tanpa ada dirimu
Kehidupan kita memberi arti penting dalam dunia pergaulan, paling tidak untuk keluarga kita, ato paling tidak untuk kita sendiri. Kehidupan bukan sesuatu yang murah, sangat mahal dan kalau kita diberi kesempatan untuk hidup di muka bumi ini karena memang kita layak untuk menjadi penghuninya, berarti kita mampu memberi sumbangan bagi kehidupan, jadi ngapain nggak PD dengan kemanusiaan kita?
2. Menilai bahwa orang terkenal lebih baik daripada kita
Kadang orang yang sudah menjadi terkenal dan sudah sering keluar masuk TV lewat acara-acara gosip, ato dalam acara-acara hiburan langsung kita anggap sebagai public figure, padahal apa pernah si “public figure” mendapat persetujuan dari public bahwa mereka layak dijadikan figure. Kan nggak pernah, mereka hanya menjadi figure terkenal yang tidak berarti berbanding lurus sebagai menjadi panutan.
3. Menganggap bahwa orang akan dihargai kalo pintar meniru
Ini yang menjadi kecenderungan yang sangat bodoh, kita tega menggadaikan identitas kita hanya gara-gara takut tidak bisa menari salsa, takut dikira bodoh hanya gara-gara nggak bisa bahasa inggris, minder kalo nggak kenal sama lagu yang sedang ngepop. Kita memiliki dunia yang berbeda itulah warna kehidupan, kalo semua harus sama ya nggak asik dong...
4.Mencoba menarik diri dari pergaulan
Pada saat kita selalu menjadi pecundang, yang paling sering dilakukan adalah menarik diri dari pergaulan, dan itu bukan solusi yang jitu. Itu hanya sikap melarikan diri. Menarik diri dari pergaulan makin membuat kita anti sosial dan berarti akan merugikan diri sendiri dalam pergaulan dan ciri kita sebagai makhluk sosial. Apabila kita memang merasa menjadi pecundang, yang paling oke yaitu membuktikan pada orang yang mengkalim kita looser, bahwa mereka tidak lebih baik dari kita. Misalnya dalam lingkungan hanya didiisi oleh Taufik Hidayat-Taufik Hidayat yang pintar bulutangkis, kan nggak kemudian Utut Adianto yang pintar catur harus menarik diri.
5.Memihak pada sosok idola
Di antara sekian teman kita mungkin kadang ada yang kita anggap sebagai tokoh utama, entah karena kecantikannya, kekayannya, kepandaiannya, kenakalannya dan lain2. Tokoh utama itu menjadi banyak teman dan pengikut yang seakan-akan abdi dalem. Kalo kita memposisikan sebagai abdi dalem itu maka kita hanya sebagai pemain figuran dan sama saja dengan pecundang. Pada saat kita selalu memihak pada si tokoh utama kita merasa akan ikut eksis sepadan sama dia padahal kita hanya akan lebih mengibarkan benderanya sementara kita hanya terus menjadi tiang penyangganya.
6.Merekayasa kepribadian
Ini lebih konyol lagi, dalam sekumpulan orang yang sepintas nampak high quality tiba-tiba kita berlagak seakan-akan sekualitas dengan mereka dengan mengarang gaya duduk, gaya berjalan, cara makan, cara berkata, tersenyum, dan merancang cerita-cerita yang tidak sesuai kenyataan. Bayangkan kalo ternyata mereka semua sebenarnya hanya saling merekayasa seperti yang kita lakukan karena menganggap kita dan yang lain adalah high quality person... hehehehehe.... konyol bukan?
7.Menyimpulkan bahwa hidup itu kejam
Kesimpulan ini membuat kita menjadi skeptis, karena sebenarnya kehidupan ini sudah diatur dengan sangat seimbang. Biasanya sering mengalami kegagalan demi kegagalan yang kemudian memaksa kita menyimpulkan pendapat ini. Sementara kita sebenarnya tidak tahu betul apa yang terjadi kemudian?? Apakah yang kita anggap sebagai keberhasilan adalah benar2 yang terbaik? atau bahkan justru akan membahayakan atau merugikan kita. Maka lebih baik segala hal coba dilihat dari beberapa sudut agar kita menjadi lebih bijaksana.
Oke teman-teman, selesai pembahasan ini kalo ada komentar sangat dipersilahkan. Mudah-mudahan besok kita bisa cari topik baru lagi.

Rabu, 23 Maret 2011

Katakan cinta sebelum terlambat!

Pada suatu ketika, ada seorang wanita pegawai pemerintahan khalifah yang diam-diam menaruh hati pada Ibnu Hazm. Ia tak berterus-terang. Walau rasa cintanya menggebu-gebu di lubuk kalbu, ia malah menjadi “kura-kura dalam perahu”. Pura-pura tidak tahu.
Ia merahasiakan rasa cintanya. Ia menyembunyikannya di dalam hati, sampai jarak memisahkannya dengan sang idaman hati.
Kemudian setelah keduanya berpisah beberapa lama, barulah ia mengungkapkannya. Ia nyatakan rasa cintanya dengan terus-terang.
Apa tanggapan Ibnu Hazm? Apakah ia menyambutnya dengan tangan terbuka? Pucuk dicinta ulam tiba?
Tidak! Mendengar pernyataan cinta tersebut, Ibnu Hazm hanya bersyair sebagaimana termaktub di buku Di Bawah Naungan Cinta, hlm. 182:
Kau berpaling muka kala bisa katakan cinta.
Kala kesempatan tiada, baru kau ungkapkan rasa.
Kau katakan kala ku tak lagi memerlukan.
Kenapa tak sedari dulu, saat masih terbuka kesempatan.
Jadi, pernyataan cinta si wanita itu sudah terlambat. Ia bagaikan ketinggalan kereta. Keretanya sudah pergi jauh, beranjak ke stasiun lain, entah di mana. Sungguh pahit dirasa.
Pernahkah Anda alami pengalaman sepahit itu? Kalau sudah pernah, introspeksilah! Jangan sampai jatuh di lubang yang sama. Bila belum pernah mengalaminya, antisipasilah! Jangan sampai terjerembab di lubang yang menganga di depan mata.
Andai masih ragu ‘tuk nyatakan cinta, tanya kenapa! Kenapa hendak sembunyikan cinta di waktu yang tak tepat? Kenapa baru akan mengungkapkannya ketika sudah terlambat? Lebih baik, kalau memang cinta, katakan cinta!

Senin, 21 Maret 2011

Antara Cinta dan Nafsu

Banyak muda-mudi jaman sekarang yang asyik masyuk terseret dalam pergaulan bebas. Pacaran seolah menjadi budaya. Pacaran menjadi nuansa bagi mereka untuk menuangkan rasa cinta pada sang kekasih. Rasa rindu ingin bertemu selalu menghantui mereka, para remaja yang sedang dimabuk cinta. Malangnya, ajang bercengkerama dua anak manusia berlainan jenis (bukan muhrim) ini lebih digemari dari pada membaca buku-buku motivasi atau kegiatan positif lainnya. Lebih malang lagi, tontonan sinetron-sinetron di televisi lebih memperparah lagi keadaan ini.

Tak dapat dipungkiri lagi, di masa sekarang, ada keprihatinan mendalam di balik fenomena itu. Dengan “mengatasnamakan cinta”, muda-mudi itu banyak yang lupa akan batasan-batasan yang digariskan agama. Melalui ajang yang disebut pacaran itu, terjadilah sebuah interaksi intensif dari perasaan saling suka, sering bertemu, dan seterusnya yang berujung pada terjadinya berbagai kontak fisik dalam kesempatan yang sepi berdua. Tak jarang mereka sampai terjerumus ke jurang perzinaan, karena tak bisa mengendalikan diri. Akhirnya, hubungan yang awalnya istimewa bagi mereka, menjadi penyebab terjadinya dosa besar dan hancurnya masa depan bagi pelakunya. Sekali lagi, sebelumnya mereka melakukannya dengan “mengatas namakan cinta”.

Ada kisah nyata seorang wanita yang dulu jadi teman sekelas semasa SD. Dia adalah gadis yang manis menurut penilaian umum. Walau sedikit centil, ia banyak disukai teman-temannya. Sejak SD ia sudah telibat hubungan asmara dengan kakak kelas yang juga masih tetangga saya. Walau itu mungkin cinta monyet, namun kisah itu terus berlanjut hingga SMA. Malangnya, ketika masih kelas 1 SMA, si gadis ternyata telah berbadan dua sehingga mau tidak mau harus kawin sangat muda. Tak berapa lama, keluarlah anaknya dari rahimnya sehingga dapat dikata ABG (Anak Baru Gede) tiba-tiba mengeluarkan anak yang bisa “gede”. Setelah semua itu terjadi, hilanglah masa-masa indah si gadis dalam berproses menjadi manusia dewasa. Dia harus menjadi sosok ibu di saat jiwanya masih pancaroba, sementara gadis-gadis lain sedang menikmati kebebasan mencari jati diri. Dia kini kelihatan sudah tua dengan badan gemuknya layaknya ibu-ibu kelahiran era 70an. Kecantikannya hanya terlihat sekejap mata setelah bencana itu tak dapat dihindarinya. Ia telah kehilangan masa mudanya… Lalu, siapa yang salah?

Begitu naifkah, kata cinta yang harusnya dijaga kesuciannya, menjadi ternoda. Lalu, benarkah itu cinta? Ataukah hanya nafsu yang terkamuflase? Jadi, ketika sepasang muda-mudi sedang asyik berduaan, sebenarnya cinta ataukah nafsu mereka yang “berbicara”? Apakah emosi ataukah akal sehat mereka yang lebih dominan?

Jika ada seorang gadis yang berkata pada kekasihnya, “Kuserahkan segala milikku untukmu sebagi bukti cintaku padamu…” Dia menganggap itu sebagai sebuah pengorbanan karena cinta. Tapi begitukah pengorbanan untuk cinta? Ataukah itu untuk nafsu?
Ada seorang pemuda menanyakan pada pacarnya, “Bila kau benar cinta padaku, apa buktinya?” Atau dalam kesempatan lain, “Sebagai bukti cinta, maukah kau kucium, kupeluk… (dan seterusnya).” Atau dalam kasus lain, jika yang minta ini itu adalah sang gadis, dan ketika si pemuda menolaknya lantas dibilang pengecut. Apakah harus begitu membuktikan cinta?

Begitu mudahkah mengatas namakan “cinta” untuk suatu perbuatan dosa. Apakah itu benar cinta, atau itukah yang dinamakan nafsu? Yah, sebagai makhluk jenius yang dikaruniai akal budi yang sempurna, kita sebagai manusia pasti tahu perbedan keduanya, antara nafsu dan cinta. Dan sebagai generasi muda yang terpelajar, sudah sepantasnyalah kita tidak mencampuradukkan kedua hal itu untuk melegalkan hasrat (baca: hawa nafsu) kita.

Sekarang adalah era informasi yang serba canggih, bukan era manusia gua ratusan abad yang lalu. Manusia semakin cerdas dan punya peradaban tinggi. Jadi, harus tahu apa itu arti cinta yang sesungguhnya, dan jangan menodai makna cinta dengan pelampiasan hasrat nafsu birahi dengan mengatasnamakan cinta.

Begitu memprihatinkan pergaulan bebas muda-mudi di jaman ini, yang melegalkan perbuatan maksiat sebagai sebuah kebiasaan yang wajar. Hal itu bukan tanpa bukti. Ada wanita yang berkisah langsung dan katanya ingin bertaubat. Ada juga laki-laki yang berkisah dengan perasaan bangga tanpa ada niat memperbaiki diri sedikitpun. Ada juga cerita dari teman yang sering dijadikan curhat teman-temannya. Pendek kata, kita harus mengurut dada mengetahui realitas kelabu ini. Mereka ada di tengah-tengah kita. Itu terjadi di tengah-tengah kita.

Belum lagi banyaknya kasus-kasus pergaulan intim muda-mudi di luar nikah yang menghebohkan, direkam layaknya film dokumenter, namun akhirnya aib itu tersebar. Dan bagi si pelaku, pasti malu yang tak terkira harus mereka tanggung. Juga bagi keluarganya, itu semua menjadi aib yang memalukan, menghancurkan martabat keluarga, dan meluluhlantakkan segala kebanggaan. Ironisnya, pelakunya kebanyakan adalah sepasang kekasih yang masih pelajar atau mahasiswa. Lebih ironis lagi, mereka melakukannya atas nama cinta.

Pertanyaannya: apakah semua itu akan dibiarkan saja? Atau biarlah jadi bahan pemberitaan belaka?

Nama cinta bukanlah untuk sesuatu yang nista. Cinta adalah anugerah Yang Kuasa yang harus kita jaga kesuciannya. Jika kita mencintai kekasih kita, maka dengan cinta itulah kita menjaganya, bukan menodainya. Cinta selalunya suci dan mulia bila ia dimiliki oleh seorang “pecinta sejati”. Banyak kisah cinta yang menjadi legenda. Tajmahal yang indah di negeri India tercipta karena cinta. Rabiah Al Adawiyah menjadi legenda sufi wanita karena cintanya pada Sang Pencipta.

Pasangan legenda Rama–Shinta, Romeo–Juliet, Kais–Laila, menjadi kisah sepanjang masa karena cinta mereka. Tidak ada kisah melegenda tentang nafsu yang tak terkendali dalam hubungan dua insan lain jenis tanpa ikatan pernikahan. Adanya hanyalah skandal, perselingkuhan, perzinaan, dan nama lain sejenis yang amoral.

Jadi, jangan katakan ‘cinta’ jika kita tidak bisa memaknainya dengan makna yang sebenarnya. Jangan samakan cinta dengan nafsu hanya karena kita kurang kendali diri. Jangan mengkambinghitamkan cinta sebagai sarana pelampiasan nafsu. Dan yang lebih penting lagi, pergaulan bebas tak akan terjadi bila muda-mudi kita bisa memaknai cinta dengan sebenarnya dan memegang teguh ajaran agama dengan istiqomah (konsisten) sampai tiba masanya gerbang pernikahan terbuka.
Bagaimana menurut pendapat Anda?

Minggu, 20 Maret 2011

Renungan Cinta

menatap Muhammad buhulan rindu
tiada lidah yang tak kelu
tiada zarrah yang tak lebur
tiada alam yang tak lenyap
tiada mentari yang tak malu
tiada bintang-bintang yang tak bergetar-getar menahan segenap kelipnya
merintih akulah geletar cahaya Muhammad
aaakulahh geletar cahaya Muhammad
aaakulahh geletar cahaya Muhammad
dan tiada pula awan yang tak berarak-arak menanti pertemuan dengan Mu,
duhai Muhammad …
Sajak Maulid Nabi, dimitri mahayana, 1994
Wajah Asmara
dalam Nuansa
Nyala di dada
Buhulan Cinta !
dimitri mahayana, 1 November 1994
Wajah Asmara, Dia adalah puncak kesempurnaan yang mengatasi seluruh batas-batas terjauh alam imajinasi. Dia adalah puncak keagungan yang melampaui seluruh kebesaran rajanya raja di raja, dalam dunia, alam dan jutaan dan milyaran bahkan trilyun….. alam-alam yang ada (al-‘alamiin). Dia adalah puncak keindahan yang melampaui seluruh keindahan bidadari pencabut sukma. Di adalah Sang Maha Anggrek yang terselubung dalam hari Guruku YM Sayyid Musa yang keindahannya semoga senantiasa dipancakan-Nya ke maya pada. Sebatang Anggrek yang terkulai jika tiada dikenali. Anggrek dengan sejuta wangi kesturi. Dia-lah Sang Maha Gravitasi dengan segenap Keindahannya, KeagunganNya , KeCantikannya, Kewangiannya. Maulana Rumi Guruku tercintan mengatakan tentang Ia, ohh betapa pedih lengkingan sebatang seruling. Mengapa duhai seruling yang tak tahu darimana aku harus menyandarkan punggung-punggungku kalau aku lelah. Aku rindu Bambu tempat asal muasal aku mengada. Suaraku adalah geletar lara keterpisahan. Dimanakah Ia, duhai Bambu? Dimanakah Ia, duhai Sari-Sari Pusaran Cintaku? Dimanakah Ia, Wahai Sang Maha Rupawan?
Wajah Asmara adalah permukaan luar dari Kekasih Abadi yang senantiasa rapat tertutup dalam tabir-tabir kegelapan ataupun tabir-tabir cahaya. Wajah Asmara adalah tujuan tajalliyyat (penampakan Keindahan dan Kesempurnaan Tuhan) yang menerpa para pecintaNya. Hujan tajalliyyat ini begitu deras menerpa, sehingga remuklah talang-talang hati, hancurlah saluran-saluran beton “ego”, hancurlah semua bangunan kokoh yang ada di hati. Hujan tajalliyyat yang mahaderas terus-menerus menerpa sehingga lenyaplah semua yang ada di hati, imajinasi maupun konsepsi tersapu oleh airbah mahadahsyat. Airbah yang tiap percik zarrahnya adalah Gambar-Gambar Wjaha Kekasih. Airbah yang tiap-tiap buihnya adalah Luapan Kerinduan Kekasih. Airbah yang kedahsyatannya adalah Kehendak Yang Maha Agung. “Tiada apapun di hati kecuali Ia, Tiada Yang Maujud kecuali Ia.”
Telah berkata Guruku YM. Mir Budi Trisakti tentang hadirnya Sang Wajah Asmara. “Manakala seorang raja besar datang memasuki suatu negeri dihancurkannya segala yang ada sehingga hanya ialah yang duduk di singgasana agung dan mengatur seagalanya dengan kebijaksanaannya.” Manakala Ia telah hadir di hati maka tiada lagi selain Ia, karena Ia telah menghancurkan semua yang ada di hati dan duduk di singgasana kerajaan MahaAgung di hati kita. Jadi betapa mudah melihat apakah Ia Ada di hati atau tidak? Sekiranya dalam detak-degup jantung kita masih terukir hasrat untuk memperoleh kekayaan sekian-sekian, atau kedudukan yang cukup atau wanita cantik, pasti Ia tiada di hati! Sekiranya dalam detak-detak kekhawatiran masing terungkap cemas-cemas akan nasib anak dan istri sekiranya jiwa ini dipanggilNya, pasti Ia tiada di hati! Sekiranya dalam lubuk hati masih terbersit harapan-harapan pujian orang tua, handai taulan ataupun masyarakat luas, pasti Ia tiada di hati! Sekiranya dalam lubuk hati masih terbesit rasa takut kalau daging dan tulang kita dijadikan bahan bakar neraka, pasti Ia tiada di hati, karena dalam hati tertancap dalam sesembahan selain Ia yaitu “aku” yang mahabusuk dan pangkal semua kebusukan. Sekiranya dalam lubuk hati tersimpan hasrat yang amat kuat untuk beribadah agar memperoleh bidadari-bidadari surga, pasti Ia tiada di hati, betapa kotornya memanjangkan hasrat-hasrat birahi kita ke Alam Suci!
Wajah Asmara artinya semua adalah wajah-Nya. Bila kita mencintai Rasul, Ahlul Bait, orangtua, istri, anak seperti kita bayangkan menikmati cahaya lilin yang telah dipantulkan melalui berbagai cermin atau prisma, itulah kekasihNya yang sejati! Selain Ia hanyalah bayangan. Selain Ia hanyalah citra. Selain Ia memperoleh keindahan, keagungan, kenikmatan, keanggunan, kebaikan dariNya. Ia-lah yang ada di balik segenap keindahan, di balik semua keagungan, di balik semua kenikmatan, di balik semua keanggunan, dn dibalik semua kebaikan dan kasih sayang. Ia-lah Semua Kesempurnaan dan Keindahan, dan tiada kesempurnaan dan keindahan apapun selain Ia. Saat hangat cahaya mentari menerpa, bukan cahaya itu memberikan hangatnya tapi Mentari. Semua keindahan adalah tahapan-tahapan pancaran emanasi Sang Maha Surya. Tapalah Sang Maha Surya, maka gelaplah segala yang ada, dan hanya Dia-lah Yang Ada. Sebagaimana yang telah diajarka oleh guruku Husein bin Mansur Al-hallaj melalui berbagai Mursyid mulia (semoga senantiasa dirahmatiNya). “Manakala engkau pandangi tinta, huruf akan menghilang. Makala engaki pandangi huruf, tinta akan menghilang.” Tanpa tinta hutuf itu tiada, tanpa tinta hanyala tergeletak seelai kertas putih kosong. Maka tataplah Rasul dan Ahlul Baitnya yang suci di pusat-pusat. Cahaya Sang Maha Surya, ibu-bapak di salah satu pusat-pusat. KeindahanNya yang langsung terpancar kepada jasad maupun ruh, surga sebagai sepercik pelangi di atas pelangi di alam mayapada yang terbias dari HasrtatNya untuk memberi karunia yang kekal pada selainnya, neraka sebagai perckan meteor Surya yang akan melimatkan semua keburukan. Neraka adalah kasih-Nya yang sejati sebagaimana surga adalah karunia-Nya yang abadi…, maka terucaplah untaian kata suci. “Sekiranya Engkau kuatkan aku untuk menahan AzabMu maka betapa mungkin aku kuat untuk berpisah denganMu, sekiranya Engkai tegarkan aku untuk menahan panasnya nerakaMu maka betapa mungkin aku mampu untuk tiada melihat KeagunganMu …..”. itulah rintihan PecintaNya yang paling sejati dan murni, Murid Agung dari Baginda Rasulullah (SAWW), Imam Ali bin Abi Thalib (kw).
Dalam Nuansa, Nuansa adalah udara-udara beserta segala cakrawala angkasa yang senantiasa menemani tanah lempung tiada arti ini. Membiru keindahan ufuknya, meluas kelapangan tatapannya. Sungguh hayat kehidupan kita tergantung pada elemen-elemen udara tak tampak ini. Tiada nafas tanpa udara. Walau tidak terlihat. Sebagimana disebutkan dalam sebuah lagu seorag Sufi besar Fariduddin Attar Naishapuri, yang kuburnya senantiasa mewangi,
“ Dar hawayat
Mi parayam
Mi parayam
Ruze syab.”
“ Dalam udaraMu
aku terbang
aku terbang
di suatu malam.”
Udara tidak nampak. Tapi kehidupan seluruh tubuh material kita tergantung padanya. dan tidak mungkin kita melepaskan diri darinya. Seandainya di sekeliling tidak ada udara, maka pasti tubuh-tubuh material ini kan segera kehilangan hari-hari kehidupannya.
Seperti itu pula-lah keadaan-Nya. Ia ghaib dari pandangan lahir. Tapi Ia melingkupi semua sebagaimana udara melingkupi tubuh ini. Ia meliputi malaikat setiap Wujud dan kehidupan (baca: keberadaan) setiap yang maujud tergantung pada keberadaan-Nya. Subhaanalladzii biyadihi malakutu kulli syai’in wa ilaihi turja’uun. Ketergantungan kehidupan (baca: keberadaan) setiap yang maujud terhadap keberadaanNya jauh lebih dari ketergantungan kehidupan tubuh material ini terhadap oksigen pada udara. Jauh sekali. Tidak bisa dibandingkan.
Dalam Nuansa. Hijau, kuning, ungu dan merah maupun berbagai warna-warna tajalliyyat, yang ada di hati, itulah sumber segala kesan. Tuhan, Tuhan, Tuhan dan Tuhan maupun Tuhan yang tercermin-cermin melalui berbagai mustika alam tujuh mengesankan kesejukan nan cerlang di nuansa-nuansa hati, Yaa, nuansa hati. Nuansa hati tiada lain sumber segala kesan dan geletar hati. Dalam juataan nuansa hati, hanya Ia yang Ada dan tiada selain Ia. Maha Suci Ia yang menggolakkan hati dalam nuansa Nama-Nama-Nya. Mukmin tergolak di antara Nama-Nama positif dan mukmin memandang nama negatif sebagai negatif. Sedang kafir tergolek dalam Nama-Nama negatif dan memandangnya sebagai positif
Nyala di dada. Bagaikan lensa-lensa dan cermin-cermin, akal dari perenung menangkap berbagai bayangan Wajah Asmara, yang tampak dalam segala nuansa. Kemana saja engkau menghadap, di situlah Wajah Allah. Bayangan terang, Bukan bayangan gelap. Bayangan maya, bukan bayangan nyata. Wajah Kekasih teramat cantik. Wajah Kekasih teramat lembut. Wajah Kekasih teramat terang. Benderang Sorot beribu, berjuta Cahaya Wajah Asmara terbias ke dalam loh-loh (lembar-lembar) hati nan bagaikan kertas ingin menangkap Seluruh Kesempurnaan Wajah itu. Namun seribu Wajah tergambarkan, sejuta Wajah pun datang menyorotkan seinarnya. Sejuta Wajah tercitrakan, milyard-milyard Wajah pun makin menyemarakkan citra-citra di hati. Ohh…, Ohh…, Ohh…, maka cahaya cahaya cahaya cahaya cahaya cahaya … tersebut menyalalah. Menyala terang menggambarkan himpunan citra-citra Wajah Kekasih yang bercampur dan bergolak dalam berbagai bentuk dan intensitasnya. Terbakarlah loh-loh lembara hati tiada mampu menahan hujan cahaya tajalliyyat tiada tara, sehingga lenyaplah satu demi satu ia ia yang lain selain Kekasih yang termaktub di hati. Api menyala degan terang. Dan Api nya pun merintih lirih
Aku akan membakar
Aku akan membakar
Aku akan membakar
Atau sirna……
Itulah watak nyala api yang ada di hati. Ia adalah Buhulan Cinta. Cinta pada satu Wajah Kekasih ditambah dengan Cinta pada Wajah Kekasih yang lain ditambah dengan Cinta pada Wajah Kekasih yang lain ………. Tiada terbayang intensitas Cahaya Wajah demi Wajah cahaya yang terkumpul pada Buhulan Cinta. Sampai di sini, sampailah sang salik pada satu maqam perjalanan ruhani yang disebut maqam al-mahabbah yang dilewati setelah semua selain ia melebur dengan sempurna karena terbakar oleh nyala api cinta yang ada di hati.
Hati yang dipenuhi dengan nyala cinta akan melihat berbagai bentuk (surah) Wajah-Wajah Kekasih yang semakin lama semakin menambah gairah cintahnya. Semakin lama semakin tindu. Semakin lama semakin dipenuhi oleh perihnya rindu. Semakin lama semakin Indah dan Cantik Wajah Kekasih. Semakin lama semakin jauh salik melangkah mendekati-Nya, semakin salik tiada tahu kapankah Ia akan sampai kepada Sang Kekasih Sejati?
Cinta menyuarakan gending-gending dan seruling
faqir merintih rindu sembari berkeliling
Cinta meniup lembut lembar-lembar mahkota bunga
faqir menjeritkan harapan ‘tuk bersua
Cinta menjanjikan kekasih yang dirindukan
faqir nanar menangis … menangis … dan menangis
Wahai Kekasih… Wahai Pupur dan Bedak Kesturi
Wahai Seribu Wajah Asmara!
Laksana semut, fawir merayapi gunung-gunung…
di kala angin musim dingin menerpa salju-salju
O…Ratih…kaki fawir membiru, kaku, tiada mampu bergerak
O…Ratih…di manakah dikau harus kucari
O…Ratih…telah kulewati Fuji nun jauh di timur dan ratusan selat-selat berakitkan bambu
O…Ratih…kau tiadalah ada di satu kota-kota cinta
O…Ratih…hanyalah aroma wewangian asli yang kudapat ataulah gambar-gambar berpigura di pasar-pasar burung
Labuan hatiku yang tersembunyi…Latifah Ratih
Harapan rasaku yang tiada terjangkau…’Aliyyah Ratih
Pujaan nurani yang maha agung…’Azhiimah Ratih
Piala-piala anggur cinta…Waduudah Ratih
Kecantikan tiada tara tiada terbayang…Jamiilah Ratih
Raup-raup kesempurnaan kasih mesra…Rahiimah Ratih
Rahmat tiada terbatas bagai samudra…Rahmaniyyah Ratih
Puja dan puji yang sempurna….
Dimitri Mahayana, Hud-Hud Rahmaniyyah, Syair ke-16
Maka dikatakan, orang-orang mukmin amat sangat Cintanya kepada Allah. Cinta yang sejati dan murni Jauh dari seluruh khayal-khayal syahwati. Cinta yang sangat. Yang bertambah sangat dari hari ke hari. Seperti yang dikatakan di sebuah lagu
Tomorrow, I ‘ll love You twice more
Segera setelah balik mencapai maqam al-mahabbah, Wajah demi Wajah Kekasih yang telah bergolak dalam nyala menariknya ke dalam pusaran gravitasi Cinta Ilahi…, sehingga menghasilkan kerinduan mahadahsyat pada Yang Tunggal Tiada Tara. Salik akan memasuki suatu “Domain of Attraction”, daerah di mana dirinya akan menjadi butiran-butiran mazhar (manifestasi) yang melingkar-lingkar mendekat dan semakin mendekat pada Sang Maha Tunggal Tiada Banding. Tak mungkin lagi salik menatapkan wajahnya selain padaNya. Suatu kesetiaan tauhid tiada banding! Bukankah Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin As-Sajjad (a.s) telah bermunajat dalam Munajat Al-Muhibbiin;
“Ilaahi
mandzalladzii dzaaqa halaawata mahabbatik
faraama minka badalaa
waman dzalladzii anisa biqurbik
fabtaghaa ‘anka hiwalaa.”
“Ilaahi,
Apakah orang yang t’lah mencicipi manisnya cinta-Mu
akan menginginkan pengganti selain-Mu
Apakah orang yang t’lah bersanding di samping-Mu
akan mencari penukar selain-Mu.”
Dalam perjumpaan pertama Shamsuddin dari Tabriz dengan Maulana Rumi, Sang Matahari dari Tabriz menjelaskan, “Cinta adalah suatu penyakit, yang orang dihingapinya tidak pernah ingin disembuhkan.” Ya, Cinta kepada Tuhan itu perih, Kenapa? Perih karena rindu yang selalu menyayat, sedang Kekasih Sejati tiada terjangkau. Rindu yang makin menyayat. Karena semakin dekat sang pecinta tertarik mendekati Kekasih Sejati, semkain sadar sang pecinta ketakterjangkauan Kekasih dari haribannya. Maka ‘Arif besar abad ini, Ayatullah Al-‘Uzhma Sayyid Ruhullah Al-Musawi Khomeini telah bersyair;
“Asyiwam, Asyiqam
Marizh tu am
Ze in maraz
Ma dawa nami khoham.”
“Kasihku, duhai Kasihku
Aku sakit, karena-Mu
Dan akan sakitku ini,
ku tak ingin sembuh.”
Satu lagi pertanda agung dari maqam al-mahabbah ini adalah kemabukan. Betapa tidak? Nyala api Cinta nan terus bergolak menggambarkan Milyunan Kecantikan demi Kecantikan Yang Maha Cantik. Mulut terbelalak. Mata terpana. Syaraf-syaraf keindahan dan lokus-lokus wadah yang memahami keindahan dalam hati tiada mampu menyaksikan ini semua. Syaraf-syaraf pun rusak, Air Bah Kecantikan Wajah-Wajah Kekasih tertumpah dari wadah-wadah penerima keindahan, meyerang segenap syaraf. Kecantikan Wajah-Nya menyerbu seluruh indera-indera lahir dan batin. Maha Salik pun mabuk, terhuyung-huyung tak tahu arah tak tahu mata angin. Tak tahu di mana, ke mana, dan mau ke mana. Doyong kekiri tubuhnya dalam pelukan-Nya. Doyong ke kanan tubuhnya menggapai Bedak-Nya. Bukankah YM. Guruku tercinta Maulana Rumi telah merintihkan rintihan ini?
Pernah kaulihat pecinta yang demikian kepayang akan birahi ini? Pernah kaulihat ikan yang demikian mabuk pada lautan ini?
Pernah kaulihat wayang yang minggat dari pengukirnya? Pernah kaulihat. Wamiz bertobat pada Adhra?
Waktu berpisah, pecinta bagai nama tanpa makna; namun sebuah makna seperti kekasih tak perlu nama lagi.
Kau luat, aku ikannya-genggam aku menurut maumu; beri aku tujuan, tunjukkan wibawa raja tanpa kau aku akan terlunta-lunta.
Raja perkasa, apa yang kurang dari penunjuk jalan ini? Karena kau tiada, api menjulang tinggi.
Jika api melihatmu, ia pasti menyingkir; karena itu siapa saja yang memetik mawar dari unggun api, api akan memberi mawar yang indah mempesona
Tanpa kau dunia adalah siksaan bagiku, mungkin ia akan sirna bila ku tiada; demi hidup kumohon ini, tanpa kau hidup adalah aniaya dan derita bagiku.
Bayang-bayangmu bagaikan seorang sultan yang sedang tamasya dalam hatiku, malahan bagaikan Sulaiman ketika berjalan menuju mesjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Ribuan lentera menyala, tabir segala mesjid tersingkap; surga dan Telaga Kautsar dikelilingi Ridwan dan bidadari-bidadari.
Terpujilah Tuhan, Terpujilah Tuhan! Di Surga ribuan bulan bersinar terang. Rumah suci ini pun di huni malaikat dan bidadari-bidadari, hanya mereka tersembuyi dari mata si buta.
Burung molek dan bahagia itulah yang bersemayam dalam cinta! Siapa bisa mencapai puncak gunung Qaf kecuali burung ‘Anqa?
Molek si ‘Anqa mulia, maharaja Shamsi Tabriz! Ialah Matahari yang tak berasal dari Barat ataupun Timur, tak dari mana pun.
Nyala api Cinta Ilahi bergolak, membiaskan berbagai Wajah demi Wajah keindahan. Salik menatap Keindahan demi Keindahan Kekasih. Salik menatap Keanggunan dan Haibah Tuhan. Tiap saat dan tiap waktu. Hati salik-pun menangkap realitas segala peristiwa. Hati salik-pun memahami Makna Keindahan di balik segala peristiwa. Semua makna yang ada di hati salik sebelum mencapai maqam al-mahabbah akan dimaknakan ulang setelahnya. Tiada lagi kesedihan kecuali menjadi kebahagiaan. Tiada lagi kesulitan kecuali menjadi kenikmatan. Semua hal berubah substansi-nya, dengan sebenar-benar perubahan. Sebagaimana dilantukan oleh Maulana Rumi;
Karena cinta pahit berubah menjadi manis,
karena cinta tembaga berubah menjadi emas.
Karena cinta ampas berubah jadi sari murni,
karena cinta pedih menjadi obat.
Karena cinta kematian berubah jadi kehidupan,
karena cinta raja berubah menjadi hamba.
Jalaluddin Rumi
Lenyaplah berbagai dualisme-dualisme di hadapan sang salik. Tiada lagi pahit dan manis, semuanya manis. Tiada lagi tembaga dan emas, semuanya emas. Tiada lagi pedih melainkan ia adalah obat. Hilangnya dualisme-dualisme ini memasukkan salik kedalam alam monisme, alam kesatuan, alam ketunggalan, yang merupakan negasi dari alam al-katsrah atau alam kejamakan. Salik mulai akan masuk ke dalam daerah ketertarikan (domain of attraction) dari Tuhan Yang Tunggal Tiada Tara, yang di dalam daerah ini, salik akan memulai perjalanan barunya kembali menuju maqam-maqam berikutnya yang tiada terhitung banyaknya. Jauh, jauh sekali. Betapa sedikitnya bekal dan betapa jauhnya perjalanan. O..betapa jauhnya perjalanan dalam alam para muhibbiin ini…
Dan segala puji hanyalah bagi-Nya,
aku berlindung pada-Nya dari semua ke-iblisan diriku,
tiada daya upaya kecuali hanya dari-Nya selalu,
Wallahu a’alm bish-showab

mengapa Do'a Kita tidak terkabul?

Doa merupakan kewajiban yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bahkan doa itu merupakan otak ibadah, seperti yang disabdakan olEh Rasulullah SAW: “Doa adalah otak ibadah.”
Sedangkan keharusan manusia berdoa itu tertuang dalam firman Allah SWT yang artinya: “Dan Tuhanmu berfirman; ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina-dina.” (Al Mu’min : 60).
Dalam ayat tersebut selain dijelaskan tentang kewajiban berdoa juga Allah akan mengabulkan doa ummatnya yang mau berdo’a. Masalahnya sekarang, kapan Allah akan mengabulkan doa itu, tidak ada kepastian secara jelas.Kita yakin bahwa dengan sifat qudrat dan iradah Allah, pasti Dia kuasa untuk mengabulkan doa dengan segera, KUN FA YAKUN. Seirama dengan sifat qudrat Allah itu, Allah juga bersifat Rahim, kasih sayang kepada hamba-Nya itu secara cepat, tidak dapat terlepas dari sifat Kasih SayangNya.
Oleh karena itu ada beberapa kemungkinan doa seseorang tidak segera dikabulkan oleh Allah SWT.
Diantaranya :
1. Kalau doa orang tersebut dikabulkan dengan segera, boleh jadi setelah mendapat dari doa yang diminta dia tidak mau berdoa lagi. Sebab hampir semua manusia mempunyai kebiasaan yang tidak baik itu. Setelah Allah mengetahui bahwa orang ini akan berhenti berdoa apabila sudah menerima yang diminta, maka Dia menunjukkan kasih sayangNYa tidak segera memberi permintaan hambaNya yang demikian.
2. Menurut Ilmu Allah, orang yang berdoa itu tidak mempunyai kemampuan untuk menerima apa yang diminta itu. Betapa banyaknya orang yang minta untuk menjadi orang kaya katanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi sudah setelah terkabul apa yang ia katakan waktu berdoa dulu itu lupa semua, dan bahkan kadang-kadang kekayaannya itu dipergunakan untuk memusuhi agama Allah. Salah seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Tsa’labah keadaannya sangat miskin, tetapi kehebatannya untuk beribadah terutama sekali sholat berjama’ah sulit untuk dicari bandingannya. Tetapi, setelah dia berubah menjadi orang kaya lantaran doa Rasul, ibadahnya dilupakan seluruhnya, bahkan mengeluarkan zakatpun tidak mau lagi. Dengan rahman Allah tidak segera dikabulkan doa lantaran kasih sayang kepadanya agar ia tidak terjerumus kelembah kehinaan lantaran menjauhkan diri kepada Allah.
3. Menurut Ilmu Allah, boleh jadi apa yang diminta oleh seseorang itu akan lebih manfaat kalau diberikan kepada anaknya, cucunya ataupun dzurriyahnya yang lain. Dengan demikian, kalau ada seseorang yang berdoa sekarang belum dikabulkan, boleh jadi permintaannya itu akan diberikan kepada dzurriyahnya. Karena dzurriyahnya itu yang tepat dan sangat membutuhkan sesuatu yang diminta itu.
Nabi Ibrahim yang hidup pada tahun 2018 SM, waktu pertama kali memasuki Mekkah yang masih merupakan lembah yang kering dan tandus, beliau berdoa : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S. Ibrahim : 37).
Ketiga kandungan doa Nabi Ibrahim yang tersurat dalam ayat tersebut terkabulnya jauh waktunya dari beliau berdoa. Dzurriyahnya banyak yang mendirikan sholat, orang-orang rindu ke Baitullah, dan Mekkah murah buah-buahan, terwujud kira-kira pada masa Nabi Muhammad SAW. Bahkan terutusnya Rasul terakhir Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib itupun berkat terkabulnya doa Nabi Ibrahim yang berbunyi: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah : 129).
Nabi Ibrahim AS. yang mendapat predikat Khalilullah, termasuk salah seorang Rasulullah dan bahkan termasuk salah seorang ulul azmi, dikabulkan doanya berselang kurang lebih dua setengah abad dari beliau berdoa. Apabila kita-kita ini yang katakanlah bila dibanding dekatnya Nabi Ibrahim kepada Allah dibanding kita, bukan bandingannya.
Ibrahim bin Adham seorang sufi yang hidup pada abad VIII M, pernah berpidato di hadapan jama’ah di Basrah, yang rata-rata mereka hampir putus asa dalam doa, lantaran sudah lama berdoa tetapi tidak terkabul.
Kata Ibrahim Adham:
“Doamu tidak dikabulkan Allah lantaran sepuluh perkara :
1. Kamu mengenal Allah, tetapi kamu tidak mendatangkan kewajiban kepada-Nya.
2. Engkau membaca Al-Qur’an, tetapi engkau tidak mengamalkan kandungannya.
3. Engkau mengatakan menjadi musuh syetan, tetapi engkau mengikuti dan bersesuaian dengan syetan.
4. Engkau mengatakan menjadi Umat Nabi Muhammad SAW, tetapi engkau tidak mengikuti jejaknya.
5. Engkau berkeinginan masuk surga, tetapi tidak mau beramal yang dapat menghantarkannya ke surga.
6. Engkau menginginkan selamat dari api neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke dalamnya.
7. Engkau mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal untuk mati.
8. Engkau sibuk meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau tidak mau memperhatikan cela dirimu sendiri.
9. Engkau makan ni’mat dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya.
10. Engkau ikut mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil I’tibar (pelajaran) dari peristiwa itu.
Maka setiap orang yang berdoa dan menginginkan doanya segera terkabul hendaknya bercermin kepada Rasulullah SAW. Bagaimana beliau berdoa. Sesudah itu harus pula mengetahui dan memenuhi etika dan estetika berdoa.
Tentang etika dan estika berdoa itu antara lain dibentangkan secara panjang lebar dalam kitab Al Adzkar oleh Imam An Nawawi, dan Kitab Tukhafatuhdz Dzakirin oleh Asy Syaukani. Maupun kitab-kitab yang lain.
Sesudah itu, camkan benar-benar uraian di atas. Saudara akan dapat menjawab di mana letak kesalahan doanya sehingga tidak atau belum terkabul. Pada akhirnya nanti pasti akan sadar bahwa tidak segera terkabulnya doa itu faktornya berada pada diri orang yang berdoa, bukan berada pada Allah.
Juga sesuatu yang tidak boleh dilupakan dalam berdoa, ialah bahwa kita itu “minta” atau “memohon” kepada Allah, bukan “menodong”. Camkanlah itu semuanya, Insya Alah doa kita akan didengar dan dikabulkan Allah. Amin, ya Robbal’alamin.

semoga bermanfaat....

Syair Jalaludin Rumi

salah seorang sufi yang terkenal namanya sampai saat ini,syair syairnya sangat indah dan sampai pada tujuannya. Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih yang abadi.
Dia adalah orang yang Saya cintai, dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya
Kearifan Cinta
CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang
Nafsu
Nafsumu itu ibu segala berhala
Berhala kebedaan ular sawa
Berhala keruhanian naga
Itu ibarat perumpamaannya
Mudah sekali memecah berhala
Kalau diketuk hancurlah ia
Walau batu walaupun bata
Walau ular walaupun naga
Tapi bukan mudah mengalahkan nafsu
Jika hendak tahu bentuk nafsu
Bacalah neraka dengan tujuh pintu
Dari nafsu keluar ma’siat setiap waktu.
mencintainya ini
sebagaimana kenikmatan lelaki
yang memeluk tugu batu
di dalam kegelapan sambil menangis dan meratap.
Meskipun dia merasa nikmat
kerana berfikir bahawa yang dipeluk adalah kekasihnya, tapi
jelas tidak senikmat
orang yang memeluk kekasih sebenarnya
kekasih yang hidup dan sedar.
Cinta
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih
jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap
orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih
yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, dia
begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang
tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan
mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika
kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
Kekasih
Tentang seseorang di pintu Sang Kekasih
dan mengetuk. Ada suara bertanya, “Siapa di sana?”
Dia menjawab, “Ini Aku.”
Sang suara berkata, “Tak ada ruang untuk Aku dan Kamu.”
Pintu tetap tertutup
Setelah setahun kesunyian dan kehilangan, dia kembali
dan mengetuk lagi. Suara dari dalam bertanya, “Siapa di sana?”
Dia berkata, “Inilah Engkau.”
Maka, sang pintu pun terbuka untuknya.
Mujahadah dan Makrifat
Makrifat itu pengenalan jiwa
Mengenal jiwa dan mengenal Tuhannya
Mengenal dengan sejelas jelasnya
Tidak kabur tapi jelas nyata
Mujahadah itu perjuangan dan usaha
Makrifat itu menuai hasilnya
Mujahadah itu dalam perjalanan
Makrifat itu matlamat tujuan
Makrifat itu pembuka rahsia
Makrifat itu sendiri rasa
Makrifat itu sagunya
Mujahadah itu memecah ruyungnya.
Saatnya Untuk Pulang
Malam larut, malam memulai hujan
inilah saatnya untuk kembali pulang.
Kita sudah cukup jauh mengembara
menjelajah rumah-rumah kosong.
Aku tahu: teramat menggoda untuk tinggal saja
dan bertemu orang-orang baru ini.
Aku tahu: bahkan lebih pantas
untuk menuntaskan malam di sini bersama mereka,
tapi aku hanya ingin kembali pulang.
Sudah kita lihat cukup destinasi indah
dengan isyarat dalam ucap mereka
Inilah Rumah Tuhan. Melihat
butir padi seperti perangai semut,
tanpa ingin memanennya. Biar tinggalkan saja
sapi menggembala sendiri dan kita pergi
ke sana: ke tempat semua orang sungguh menuju
ke sana: ke tempat kita leluasa melangkah telanjang.
Kau dan Aku
Bahagia saat kita duduk di pendapa, kau dan aku,
Dua sosok dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku.
Harum semak dan nyanyi burung menebarkan kehidupan
Pada saat kita memasuki taman, kau dan aku.
Bintang-bintang yang beredar sengaja menatap kita lama-lama;
Bagai bulan kita bagikan cahaya terang bagi mereka.
Kau dan aku, yang tak terpisahkan lagi, menyatu dalam nikmat tertinggi,
Bebas dari cakap orang, kau dan aku.
Semua burung yang terbang di langit mengidap iri
Lantaran kita tertawa-tawa riang sekali, kau dan aku.
Sungguh ajaib, kau dan aku, yang duduk bersama di sudut rahasia,
Pada saat yang sama berada di Iraq dan Khorasan, kau dan aku.

Cinta

CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya
Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang
Kau terlarang menginjak atap
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…
Perahu yang sudah hancur berpuing-puing
Akan menjadi matahari di Lazuardi
Karena kau belum ‘Mati’,
Maka deritamu berkepanjangan
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi
Sebelum gemintang bersembunyi
Arahkan tombakmu pada dirimu
Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…
Wahai mereka yang memiliki ketulusan…
Jika ingin terbuka ‘tirai’
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan
Untuk masuk ke dalam Cahaya…
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…
Kau dan Aku
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung, Kau dan Aku;
Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.
Tindakan Dan Kata-Kata
Aku memberi orang-orang
apa yang mereka inginkan.
Aku membawakan sajak kerana mereka
menyukainya sebagai hiburan.
Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.
Sudah lama aku mencari orang yang
menginginkan tindakan, tetapi
mereka semua ingin kata-kata.
Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;
tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.
Maka aku hadirkan padamu — kata-kata.
Ketidakpedulian yang bodoh
akhirnya membahayakan,
Bagaimanapun hatinya satu denganmu.
Menyatu Dalam Cinta
Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.
Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”
Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”
Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”
“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.
“Lalu, apa yang kau takuti?”
“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”
“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yangn dibedah badanmu.”
“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”
‘Mati’ sebelum Engkau Mati
Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu : Rumi
(’Mati’ sebelum Engkau Mati)
Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya
Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang
Kau terlarang menginjak atap
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…
Perahu yang sudah hancur berpuing-puing
Akan menjadi matahari di Lazuardi
Karena kau belum ‘Mati’,
Maka deritamu berkepanjangan
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi
Sebelum gemintang bersembunyi
Arahkan tombakmu pada dirimu
Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…
Wahai mereka yang memiliki ketulusan…
Jika ingin terbuka ‘tirai’
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan
Untuk masuk ke dalam Cahaya…
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…
Kembali Pada Tuhan
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!
Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!
Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu,
kerana Akulah jalan itu.”
Empat Lelaki Dan Penterjemah
Empat orang diberi sekeping wang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, kerana aku ingin inab.”
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”
Kerana mereka tidak tahu erti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping wang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping wang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”
Mereka pun tahu bahawa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
Jalan i
Jalan sudah ditandai.
Jika menyimpang darinya,
kau akan binasa.
Jika mencuba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,
kau melakukan perbuatan syaitan.
Siapa Di Pintuku?
Katanya, “siapa di pintuku?”
Jawabku,”hamba-Mu yang lata,”
Katanya, “urusan apa yang kamu punya?”
Jawabku, ” ‘tuk mencumbu-Mu ya Rabb,”
Katanya,”berapa lama bakal kau kembara?”
Jawabku,”sampai Kau cegat daku,”
Katanya,”berapa lama kau didihkan di api?”
Jawabku, “sampai diriku murni,”
“Inilah sumpah cintaku
Demi Cinta semata
Kutinggalkan harta dan kuasa.”
Katanya, “kamu buktikan kasusmu
Tapi, kamu takpunya saksi,”
Kataku,”Tangisku, saksiku
wajah pasiku, saksiku,”
Katanya, saksimu takpunya sahsiah
matamu membasah ‘tuk dilihat.”
Jawabku,”atas kerahiman, adil-Mu
Mataku cerah dan tanpa salah,”
Katanya,”Apa yang kaucari?”
Jawabku, “Kamu! ‘tuk jadi rekan dampinganku,”
Katanya, “apa yang kamu mau dariku,”
Jawabku,”Kemuliaan, kemesraanmu,”
Katanya,”Siapa teman sekembaramu?”
Jawabku,”Ingatan kepada-Mu, O Sang Raja,”
Katanya, “Apa yang membuatmu ke mari?”
Jawabku,”Kelezatan anggur-Mu,”
Katanya, “Apa yang membuatmu puas?”
Jawabku, “Dampingan-Mu Sang Maharaja”
Katanya,”Apa yang kamu temui di sini?”
Jawabku, “Seratus keajaiban,”
Katanya,”Mengapa istana ditinggal porakperanda?”
Jawabku,”Mereka takutkan perampok,”
Katanya, “Siapa perampok itu?”
jawabku,” Seseorang yang lari dari-Mu,”
Katanya,”Tidak adakah keselamatan di situ?”
Jawabku,”Dengan hadirnya Cinta-Mu,”
Katanya,” Apa faedah yang kamu terima dari kehidupan?”
Jawabku,”Dengan jujur kepada diriku,”
Kini masa untuk menyepi.
Kalau kukatakan padamu tentang intisari sebenarnya
Kau bakal terbang, dirimu akan sirna
Dan tiada pintu, tiada bumbung dapat menarikmu kembali.
Bahagia Sejenak
Bahagia sejenak
kamu dan aku duduk di serambi
kita dua, tapi satu roh, kamu dan aku
kita rasa aliran air kehidupan di sini
kamu dan aku dengan keindahan taman
dan burungburung bernyanyi
bintangbintang menatap kita
dan kita menanyakan mereka
‘gimana mau menjadi bulan sabit kecil
kamu dan aku bukan diri, bakal menyatu
takberasingan, betapa spekulasi kamu dan aku.
tiong syorgawi bakal retakkan gula
waktu kita tertawa bersama, kamu dan aku
dalam satu bentuk di muka bumi ini
dan dalam bentuk lain di bumi manis
di kebebasan waktu yang tak tecatat
Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai
Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

“Kisah Keajaiban Cinta”

Kamu pipa air yang kering dan aku hujannya/kamu kota yang hancur dan aku arsiteknya/tanpa khidmat padaku sang mentari suka cita/kamu takkan pernah mencicipi bahagia.

Apa Yang mesti Ku lakukan

Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal didiku sendiri
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan Muslim
Aku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut,
Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar,
Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,
Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari hal
Aku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin,
Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Korazan.
Aku bukan dari dunia ini ataupun dari akhirat, bukan dari Syurga ataupun Neraka
Aku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari Rizwan
Tempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejak
Ini bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa Kekasih
Telah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esa
Esa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggil
Ia yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathin
Tidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu”
Aku mabuk oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahu
Aku tak berbuat apa pun kecuali mabuk gila-gilaan
Kalau sekali saja aku seminit tanpa kau,
Saat itu aku pasti menyesali hidupku
Jika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum,
Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa.
O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini,
Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabuk dan gila-gilaan.

Nubuwah Cinta dari Rumi

Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan,
Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang,
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkanku berkurang!
Namun sekali lagi aku harus mati sebagai manusia,
Dan melambung bersama malaikat; dan bahkan setelah menjelma malaikat
aku harus mati lagi; segalanya kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali.
Apabila telah kukorbankan jiwa malaikat ini, Aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami.
O,..biarlah diriku tak ada!
sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci, “KepadaNya kita akan kembali.”
Rumi bernyanyi
Ngengat-ngengat, terbakar oleh cahaya obor di wajah Sang Kekasih, adalah pecinta-pecinta yang berdiam di tempat suci.
Kalaupun kita dianggap gila atau mabuk, ini karena Pembawa Piala dan Sang Piala.
Karena mulutku telah mengunyah Kemanisan-Nya Dalam pandangan yang jelas kulihat Dia berhadap-hadapan.
Warna Agama
“Chinese Art and Greek Art”
Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatku
di dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka.
Kami adalah satu.
Walau tak terhubung oleh tali apapun,
walau tak menghafal buku dan kebiasaan,
kami meminum air kehidupan bersama-sama.”
Inilah sebuah kisah
tentang misteri yang tersimpan:
Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunani
bertengkar tentang siapa dari mereka
adalah pelukis yang terhebat.
Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.”
Tiongkok memulai perdebatan.
Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan.
Tiongkok lalu meminta dua ruangan
untuk membuktikan kehebatan lukisan mereka,
dua ruang yang saling menghadap
terpisah hanya oleh tirai.
Tiongkok meminta pada raja
beberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya.
Maka setiap pagi, mereka pergi
ke tempat penyimpanan pewarna kain
dan mengambil semua yang ada.
Yunani tidak menggunakan warna,
“warna bukanlah lukisan kami.”
Masuklah mereka ke ruangannya
lalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya.
Setiap hari, setiap saat, mereka membuat
dinding-dindingnya lebih bersih lagi,
seperti bersihnya langit yang terbuka.
Ada sebuah jalan yang membawa semua warna
menjadi ‘warna tak lagi ada’. Ketahuilah,
seindah-indahnya berbagai jenis warna
di awan dan langit, semua berasal dari
sempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan.
Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat bangga
tambur ditabuh dalam kesenangan
dengan selesainya lukisan agung mereka.
Waktu raja memasuki ruangan, terpana dia
karena keindahan warna dan seluk-beluknya.
Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka.
Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnya
berkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening,
seakan mereka hidup di dalam dinding itu.
Bahkan lebih indah lagi, karena
tampaknya mereka selalu berubah warna.
Seni lukis Yunani itulah jalan sufi.
Jangan hanya mempelajarinya dari buku.
Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening.
Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itu
mereka menerima dan memantulkan kembali
lukisan dari setiap potong waktu,
dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang.
Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya,
sebagaimana mereka melihat
melalui beningnya Cahaya
yang juga sedang melihat mereka semua.
dia bernyanyi
Reguklah dalam-dalam cinta duniawi,
agar bibirmu mampu mengecap
anggur cinta yang lebih suci.
Aku mendengar dan terpikat;
ruhku bergegas untuk merengkuh
dekapan penerimaan Cinta,
karena suara itu begitu manis.

Terang Benderang

Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahan
Agar bisa kuungkapkan derita kerinduan cinta
Setiap orang yang jauh dari sumbernya
Ingin kembali bersatu dengannya seperti semula
Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahan
Agar bisa kuungkapkan derita kerinduan cinta
Setiap orang yang jauh dari sumbernya
Ingin kembali bersatu dengannya seperti semula.
Mencinta adalah mencapai Tuhan
Takkan pernah lagi dada seorang Pencinta merasakan kesedihan
Takkan pernah lagi jubah seorang Pencinta tersentuh kematian
Takkan pernah lagi jazad seorang Pencinta ditemukan terkubur di tanah
Mencinta adalah mencapai Tuhan
jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.
Kenapa aku harus mencari?
Aku sama dengannya
Jiwanya berbicara kepadaku
Yang kucari adalah diriku sendiri!
“Wahai kegilaan yang membuai, Kasih !
Engkau Tabib semua penyakit kami !
Engkau penyembuh harga diri,
Engkau Plato dan Galen kami !
Aku adalah kehidupan dari yang kucintai
Apa yang dapat kulakukan hai orang-orang Muslim ?
Aku sendiri tidak tahu.
Aku bukan orang kristen, bukan orang Yahudi, bukan orang Magi, bukan orang Mosul,
Bukan dari Timur, bukan dari barat, bukan dari darat, bukan dari laut,
Bukan dari tambang Alama, bukan dari langit yang melingkar,
Bukan dari bumi, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,
Bukan dari singgasana, bukan dari tanah, dari eksistensi, dari ada,
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqsee,
Bukan dari kerajaan-kerajaan Irak dan Kurasan,
Bukan dari dunia ini atau yang berikutnya; dari syurga atau neraka,
Bukan dari Adam, Hawa, taman-taman syurgawi, atau firdausi,
Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak,
Bukan raga atau jiwa; semua adalah kehidupan dari yang kucintai.
Lewat Cintalah semua yang pahit akan jadi manis,
Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas,
Lewat cintalah semua endapan akan jadi anggur murni,
Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat,
Lewat cintalah si mati akan jadi hidup,
Lewat cintalah Raja jadi budak.
Simbolisme Sufi
Pelukan dan ciuman adalah pesona-pesona cinta.
Tidur adalah kontemplasi,
Parfum adalah harapan untuk berkah Ilahi.
Penyembah berhala berarti manusia dengan keyakinan murni, bukan kaum kafir.
Anggur, yang dilarang oleh Nabi Muhammad kepada pengikutnya, digunakan sebagai sebuah symbol-kata oleh kaum Sufi untuk menunjuk pengetahuan spiritual, dan
Penjual anggur berarti seorang pemandu spiritual.
Sebuah Kedai minum adalah tempat dimana anggur cinta Ilahi memabukkan para musafir.
Kemabukan berarti ekstase religius, Keriangan adalah kesenangan dalam cinta Sang Khaliq.
Keindahan berarti keagungan Sang Kekasih.
Rambut ikal dan Rambut berarti kemurnian yang menyelubungi wajah Kesatuan dari para pecinta-Nya.
Pipi berarti esensi nama-nama dan sifat-sifat Ilahi. Bulu halus adalah dunia ruh-ruh suci yang paling dekat dengan Ketuhanan. Tahi lalat pada pipi adalah titik Kesatuan yang tak bisa dibagi.
Obor adalah cahaya yang terpancar dalam hati oleh Sang Kekasih.
Lihat hanya Satu,
katakan hanya Satu,
kenal hanya Satu.
SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!
Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.
JALAN
Jalan sudah ditandai.
Jika menyimpang darinya, kau akan binasa.
Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,
kau melakukan perbuatan setan.

EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH

Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, karena aku ingin inab.”
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, istrinya Adam,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku …
BURUNG HANTU DAN ELANG RAJA
Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu. Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.” Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”

DIMENSI LAIN

Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,
tetapi dalam jenis yang berbeda.
Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.
Ini tampak nyata,
hanya untuk orang yang berbudi halus —
mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.
MANFAAT PENGALAMAN
Kebenaran yang agung ada pada kita
Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan,
Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga
Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam
Menjadi nyata.

KESADARAN

Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.

DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN

Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna …
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.

MEREKA YANG TAHU, TIDAK DAPAT BICARA

Kapan pun Rahasia Pemahaman diajarkan kepada semua orang
Bibir-Nya dijahit melawan pembicaraan tentang Kesadaran.
JOHA DAN KEMATIAN
Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya, ia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”
Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:
“Orangtua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!”

KECERDASAN DAN PEMAHAMAN SEJATI

Kecerdasan adalah bayangan dari Kebenaran obyektif
Bagaimana bayangan dapat bersaing dengan cahaya matahari?

REALITAS SEJATI

Di sini, tidak ada bukti akademis di dunia;
Karena tersembunyi, dan tersembunyi, dan tersembunyi.

JIWA MANUSIA

Pergilah lebih tinggi — Lihatlah Jiwa Manusia!

PELEPASAN MENIMBULKAN PEMAHAMAN

Wahai Hati! Sampai dalam penjara muslihat,
kau dapat melihat perbedaan antara Ini dan Itu,
Karena pelepasan seketika dari Sumber Tirani;
bertahan di luar
DUA ALANG-ALANG
Dua alang-alang minum dari satu sungai.
Satunya palsu, lainnya tebu.

AKAN JADI APA DIRIKU?

Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput;
Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk.
Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran;
Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang.
Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia.
Maka mengapa takut hilang melalui kematian?
Kelak aku akan mati
Membawa sayap dan bulu seperti malaikat:
Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat —
Apa yang tidak dapat kau bayangkan.
Aku akan menjadi itu.
RASUL
Rasul adalah mabuk tanpa anggur:
Rasul adalah kenyang tanpa makanan.
Rasul adalah terpesona, takjub:
Rasul adalah tidak makan maupun tidur
Rasul adalah raja di balik jubah kasar:
Rasul adalah harta benda dalam reruntuhan.
Rasul adalah bukan dari angin dan bumi:
Rasul adalah bukan dari api dan air.
Rasul adalah laut tanpa pantai:
Rasul adalah hujan mutiara tanpa menalang.
Rasul adalah memiliki ratusan bulan dan langit:
Rasul adalah memiliki ratusan cahaya matahari.
Rasul adalah bijaksana melalui Kebenaran:
Rasul adalah bukan sarjana karena buku.
Rasul adalah melebihi keyakinan dan kesangsian:
Karena Rasul apakah ada ‘dosa’ atau ‘kebaikan’?
Rasul berangkat dari Ketiadaan:
Rasul telah tiba, benar-benar berangkat.
Rasul adalah, Tersembunyi, Wahai Syamsuddin!
Carilah, dan temukan – Rasul!
KEBENARAN
Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:
“Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, langit atau singgasana.
Ini kepastian, wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman.
Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini.”

ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan akan Kebenaran lenyap dalam pengetahuan Sufi. Kapan manusia akan memahami ucapan ini?
DEBU DI ATAS CERMIN
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.

KERJA

Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.

RUMAH

Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
BURUNG HANTU
Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.
Burung hantu tidak dimasukkan sangkar

UPAYA

Ikat dua burung bersama.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
PENCARIAN
Carilah mutiara, saudaraku, di dalam tempurung;
Dan carilah keahlian diantara manusia di dunia.
TUGAS INI
Kau mempunyai tugas untuk dijalankan. Lakukan yang lainnya, lakukan sejumlah kegiatan, isilah waktumu secara penuh, dan jika kau tidak menjalankan tugas ini, seluruh waktumu akan sia-sia.

KOMUNITAS CINTA

Komunitas Cinta tersembunyi diantara orang banyak;
Seperti orang baik dikelilingi orang jahat.

SEBUAH BUKU

Tujuan sebuah buku mungkin sebagai petunjuk. Namun kau dapat juga menggunakannya sebagai bantal; Kendati sasarannya adalah memberi pengetahuan, petunjuk, keuntungan.

TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI

Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.

Entri Populer

mainan

Template by : kendhin x-template.blogspot.com