Rabu, 23 Maret 2011

Katakan cinta sebelum terlambat!

Pada suatu ketika, ada seorang wanita pegawai pemerintahan khalifah yang diam-diam menaruh hati pada Ibnu Hazm. Ia tak berterus-terang. Walau rasa cintanya menggebu-gebu di lubuk kalbu, ia malah menjadi “kura-kura dalam perahu”. Pura-pura tidak tahu.
Ia merahasiakan rasa cintanya. Ia menyembunyikannya di dalam hati, sampai jarak memisahkannya dengan sang idaman hati.
Kemudian setelah keduanya berpisah beberapa lama, barulah ia mengungkapkannya. Ia nyatakan rasa cintanya dengan terus-terang.
Apa tanggapan Ibnu Hazm? Apakah ia menyambutnya dengan tangan terbuka? Pucuk dicinta ulam tiba?
Tidak! Mendengar pernyataan cinta tersebut, Ibnu Hazm hanya bersyair sebagaimana termaktub di buku Di Bawah Naungan Cinta, hlm. 182:
Kau berpaling muka kala bisa katakan cinta.
Kala kesempatan tiada, baru kau ungkapkan rasa.
Kau katakan kala ku tak lagi memerlukan.
Kenapa tak sedari dulu, saat masih terbuka kesempatan.
Jadi, pernyataan cinta si wanita itu sudah terlambat. Ia bagaikan ketinggalan kereta. Keretanya sudah pergi jauh, beranjak ke stasiun lain, entah di mana. Sungguh pahit dirasa.
Pernahkah Anda alami pengalaman sepahit itu? Kalau sudah pernah, introspeksilah! Jangan sampai jatuh di lubang yang sama. Bila belum pernah mengalaminya, antisipasilah! Jangan sampai terjerembab di lubang yang menganga di depan mata.
Andai masih ragu ‘tuk nyatakan cinta, tanya kenapa! Kenapa hendak sembunyikan cinta di waktu yang tak tepat? Kenapa baru akan mengungkapkannya ketika sudah terlambat? Lebih baik, kalau memang cinta, katakan cinta!

0 komentar:

Entri Populer

mainan

Template by : kendhin x-template.blogspot.com